Langsung ke konten utama

Postingan

Ziarah Peradaban Nusantara

                      Menurut sebagian orang ‘sejarah ditulis oleh para pemenang’, yaitu menggunakan cara pandang mereka yang secara politik dapat menuliskan ingatan tentang apa yang penting dan menanggalkan apa yang tidak penting menurut penulis. Namun sejarah tidak sekedar apa yang ditulis. Ada banyak situs, yaitu keberadaannya dalam ruang hidup manusia dari masa ke masa menyajikan keterhubungan banyak informasi yang seringkali luput dari apa yang telah ditulis. Situs-situs juga dapat menjadi pintu masuk mengantar pada imajinasi dan pemahaman cara hidup manusia dalam mengelola masyarakat kala itu. Situs menjadi sumber pengetahuan dan inspirasi.                           (Arca Garuda Wisnukencana di Musium Trowulan Mojokerto)             Minat pada sejarah di kalangan masyarakat Indonesia masih sangat rendah, dalam pengertian sejarah tidak dianggap sebagai sumber belajar, yang tidak sekedar menjadi memori yang menguatkan posisi para pelaku sejarah, melainkan sebagai inspirasi dalam
Postingan terbaru

4 Level Toleransi

  Oleh Listia.   Toleransi adalah nilai yang sangat dikenal oleh masyarakat majemuk seperti di Indonesia, meski sebagai istilah, kata ini berasal dari bahasa Eropa, tolerare-tolerance (Latin-Inggris) yang bermakna menahan diri. Dalam mengelola keragaman, bersikap toleran adalah keniscayaan agar keragaman dapat dikelola untuk mencapai keadilan dan kedamaian hidup bersama.             Bersikap toleran membutuhkan pengetahuan tentang keragaman manusia dan komunitas, adanya kesadaran untuk saling menghormati dan kemampuan mengekspresikan dalam bersikap saat menghadapi berbagai jenis perbedaan tersebut. Perlu dicatat, sikap toleran tidak hanya dibutuhkan saat menghadapi orag dengan perbedaan idiologi, agama, budaya dan kepercayaan. Toleransi juga dibutuhkan saat berhadapan dengan perbedaan gender, jenis kelamin, usia, ragam difabilitas maupun perbedaan latar belakang sosial ekonomi. Karena perbedaan-perbedaan tersebut menghasilkan perbedaan pengalaman, cara berfikir, kebutuhan dan asp

3 Memahami Hak Asasi Manusia

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘hak’ memiliki pengertian 1) benar (menyangkut nilai kebenaran), 2) milik atau kepunyan, 3) kewenangan, 4) kekuasan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang atau aturan), 5) Kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, 6) derajat atau martabat, 7) wewenang untuk menuntut hukum ( lih:www.https: //kbbi.web.id/hakaik ). Hak asasi manusia adalah istilah teknis terkait penghormatan, pemenuhan, perlindungan  atas  hak yang melekat pada manusia dari Tuhan. Terdapat tiga kategori hak asasi manusia; pertama, hak asasi manusia yang bersifat umum sebagaimana dinyatakan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang meliputi hak hidup, hak untuk merdeka dan aman secara fisik, hak untuk diakui kepribadiannya, hak untuk mendapat perlakuan yang sama di depan hukum, hak mendapatkan jaminan sosial, hak untuk masuk atau keluar dari wilayah suatu negara, hak untuk mendapatkan kewarganegaraan, hak memiliki

2. Bhinneka Tunggal Ika, Multikulturalisme Indonesia

  Kalimat Bhinnek a   tungga l ika tan hana darma mangrwa , termuat dalam kitab Sutasoma karya Empu Tantular yang   hidup  di masa Kerajaan Kediri di Jawa Timur pada abad 14 Masehi. Kalimat ini mengungkapkan realitas masyarakat kala itu yang memiliki keragaman agama,   Hindu, Buddha dan   agama-agama   lain. Membaca konteks jaman itu, dapat kita bayangkan adanya cara pandang yang diwujudkan dalam praktik hidup: memberi penjelasan bahwa perbedaan adalah sesuatu yang dapat dipahami dan bukan sesuatu yang rancu, sehingga tidak perlu menjadi alasan memisahkan warga atau memecah belah kehidupan bersama. Mengapa tidak memisahkan, karena dalam keragaman terdapat subtstansi yang menyatukan, sebagaimana yang berkembang pada masa itu adaah   ajaran Weda tentang tat twamasi , bahwa semuanya yang mewujud pada   hakikatnya adalah Dia yang sama dalam wujud berbeda dan dalam ajaran Buddha bhinneka Tunggal  ika menjadi perwujudan meta dan karuna, atau cinta dan welas asih. Pada perkembang

Gotong Royong Menulis Buku

  Persahabatan menjadi ruh yang mempertahankan keberadaan perkumpulan dan upaya pembeharuan pendidikan agama terus pergulir sejak Perkumpulan Pengembang Pendidikan Interreligius /Pappirus belum memiliki badan hukum. Sebelum menjadi Perkumpulan berbadan hukum, komunitas ini adalah komunitas belajar para guru dan pegiat pendidikan dan berbagai latarbelakang yang bertemu sebulan sekali secara bergiliran dari satu sekolah ke sekolah lain, dan mengidentifikasi diri sebagai Forum Komunikasi Guru-guru Agama/ FKGA yang sejak 2004 difasilitasi oleh Institut DIAN/Interfidei. Kegiatan pertemuan sempat berhenti beberapa tahun, namun oleh karena komunikasi yang terus terjaga antarpegiatnnya, pada tahun 2017 komunitas ini kembali aktif sebagai Paguyuban Penggerak Pendidikan Interreligius hingga tahun 2019, kemudian paguyuban ini menjadi perkumpulan dengan penghorganisasian dilakukan secara semi formal oleh pengurus yang dipilih sesuai dengan Anggaran Dasar DAN Anggaran Rumah Tangga.   ( Rapat peny

1. Agama dan Falsafah Pancasila

  Pengantar         Perkumpulan Pengembang Pendidikan Interreligius pada tahun 2023-2024 telah menyiapakan konsep buku 'Pendidikan Agama Berwawasan Pancasila yang diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi para guru pendidikan agama dengan melakukan pengayaan atas materi yang sudah ditentukan. Buku ini juga dapat digunakan guru mata pelajaran lain yang hendak memperkuat pendidikan karakter.         Sebagai sumber inspirasi, buku ini dimuka dengan tulisan-tulisan yang memperkuat pengetahuan dan wawasan yang diharapkan memotivasi dan memberi keyakinan tentang pentingnya pendidikan agama berwawasan Pancasila bagi generasi muda Indonesia.         Bagian ini adalah tulisan bagian 1. Selamat membaca.  Agama bagi bangsa Indonesia menjadi realitas yang menyatu dalam budaya. Ekspresi keagamaan dan ekspresi budaya saling berkelindan. Satu dimensi budaya   bangsa   nusantara   yang   sangat   jelas   dapat   kita   cermati adalah kuatnya kepercayaan pada Tuhan Yang Adi Kodrati, Sang Su

Bertahan di Tengah Pandemi: Pappirus Muda mengawal Pembaharuan Pendidikan

  Dalam situasi pandemi yang serba tidak mudah, yang mengubah banyak cara hidup termasuk bekerja dan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan Perkumpulan Pengembang Pendidikan Interreligius/Pappiru hanya dapat dilaksanakan melalui daring. Kegiatan yang dilangsungkan selain rapat-rapat pengurus adalah Ngopiyo (Ngobrol Pendidikan Interreligius di Yogyakarta). Kegiatan ini terselenggara bekerjasama dengan beberpa lembaga yaitu Rumah Kearifan, Sanggar Anak Alam Nitiprayan, Pappirus, Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam. Pada 26 Februari 2022 diselenggarakan Rapat Umum Anggota, yaitu forum tertinggi dalam perkumpulan Pappirus yang diselenggarakan untuk mendengarkan pertanggung jawaban pengurus masa kerja 2020-2022, memilih pengurus baru dan mereview Anggaran Dasar dan anggaran Rumah Tangga Perkumpulan. RUA kali ini diselenggaran secara daring dan menetapkan pengurus baru dengan ketua Laili Anisa. Untuk Dewan Pengawas disepakati tetap s